Mendengar kota Madinah pasti akan terbesit kerinduan di
sanubari sosok teladan sepanjang zaman yaitu Nabi Muhammad Saw. Di samping
itu, kota Madinah erat disandingkan dengan kota Makkah, dua kota suci tempat
berkumpulnya umat Islam seantero dunia untuk menunaikan rukun Islam yang
kelima.
Madinah juga merupakan kota tua yang notabenenya sebagai
pusat keilmuan Islam bagi yang memiliki mimpi untuk memperdalam ilmu Islam di
sana, misalnya; bahasa Arab, sastra Arab, tafsir hadis, tafsir Alquran,
perbandingan agama, syariah, ilmu kalam, dan rumpun kajian keislaman lainnya.
Salah satu kampus
tersohor dan memiliki reputasi bergengsi di mata dunia Islam yang terletak di
Madinah adalah Universitas Islam Madinah. Berikut 9 alasan yang sangat patut
dipertimbangkan oleh calon mahasiswa yang ingin berkuliah di kampus Universitas
Islam Madinah (UIM):
- Alasan pertama dan utama yang tidak dimiliki oleh kampus lain adalah awal sejarah peradaban Islam dimulai di Madinah. Di samping itu, Madinah merupakan kota tua yang memiliki nilai sejarah yang banyak dikenang oleh umat Islam di dunia. Ketika Nabi Muhammad untuk pertama kalinya memasuki kota Madinah dihadapkan pada kondisi masyarakat majemuk yaitu umat Islam dan Yahudi—kedua umat ini terdiri dari berbagai kabilah suku. Pada akhirnya, mereka dipersatukan melalui sebuah perjanjian bahwa umat Islam dan Yahudi yang berada di Madinah wajib memiliki hak yang sama dalam tanggung jawab untuk menjaga perdamaian satu sama lain yang akhirnya dikenal dengan piagam Madinah.
- Khulafaurrasyidin dahulu berdomisili di kota Madinah, adapun khalifah yang pertama adalah Abu Bakar as-Shiddiq yang dipilih secara aklamasi.
- Kerajaan Persia yang terkenal kuat menjadi hancur saat Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah di Madinah.
- Terdapat masjid Nabawi, dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa
yang mendirikan salat di masjid Nabawi lebih baik dari 1000 salat di masjid
lainnya selain Masjidil Haram (HR. Bukhari Muslim). Bagi mahasiswa Madinah
disediakan bus gratis dari kampus bagi
yang hendak shalat berjamaah di masjid Nabawi setelah asar dan dijemput setelah waktu Isya.
- Kuliah di Madinah sangat kondusif, sebab kota ini sangat melarang dibuka tempat kemaksiatan, misalnya: prostitusi dan klub malam atau diskotik, tempat karaoke dan lain sebagainya.
- Kuliah di UIM full scholarship dari pemerintah kerajaan Saudi Arabia dengan fasilitas yang didapat berupa:
- Uang saku bulanan kurang lebih 3-3,5 juta, jika dikurskan dengan mata uang rupiah. Tentunya uang bulanan ini lebih dari cukup untuk keperluan sehari-hari di sana.
- Asrama mahasiswa, biasanya 1 kamar berisi 3-4 orang mahasiswa yang berasal dari berbagai negara dengan disiapkan tempat tidur untuk setiap orang. Percampuran ini bertujuan agar tiap mahasiswa agar saling mengenal saudara muslim dari berbagai belahan dunia dengan beraneka kebudayaan yang mereka bawa dari tempat asal masing-masing dan tentunya mereka semakin lancar dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Arab.
- Tiket pesawat PP ketika liburan akhir semester.
- Uang belanja kitab untuk keperluan kuliah.
- Pengajar atau dosen di kampus ini sangat kompeten di bidangnya dan bahasa pengantar dalam perkuliahan menggunakan bahasa Arab.
- Mahasiswa yang berkuliah di UIMsecara khusus diberikan kemudahan untuk melaksanakan haji setiap lima tahun sekali saat mereka sedang berkuliah di sana. Bahkan, mereka juga bisa melakukan umrah sewaktu-waktu. Untuk melaksanakan haji atau umrah, mereka bisa naik taksi dari kampus menuju terminal Madinah. Dari terminal Madinah, mereka naik bus menuju terminal Makkah. Adapun opsi kedua, mereka bisa memesan taksi secara rombongan dari Madinah ke Makkah. Tentunya, opsi kedua lebih mahal daripada opsi yang pertama. Untuk opsi pertama, mahasiswa akan mendapatkan potongan sebesar 50% ketika naik bus di terminal dengan syarat membawa surat rekomendasi kampus berupa permohonan potongan biaya transportasi bus 50%.
- Libur perkuliahan akhir semester tiga bulan, dan mahasiswa UIM diberikan tiket pesawat PP gratis.
Nahdliyyatul ‘Azimah, S.Pd., M.Pd.I.
Pengajar Bahasa Arab di UIN
Surabaya.
Artikel ini ditulis dari hasil wawancara bersama seorang alumnus UIM
tahun 2013.
No comments:
Post a Comment