Komunikasi
menjadi hal yang telah melekat dalam kehidupan. Sejalan dengan perkembangan zaman, bentuk komunikasi
pun kian beragam. Jika zaman dahulu manusia berkomunikasi dengan bahasa non-verbal, kemajuan telah
membawa kita menuju bahasa verbal. Di sisi lain, bukan saja kita yang
berkomunikasi, binatang pun memiliki cara komunikasi tersendiri, misalnya penelitian
terkait komunikasi lebah yang telah menarik perhatian para peneliti sejak
beberapa tahun silam.
Bertolak dari asal muasal dan ragam komunikasi, eksistensi bahasa tentu tidak diragukan lagi manakala dikembalikan ke fungsinya. Sebagai alat komunikasi, bahasa senantiasa mengalami inovasi dan evolusi sejalan dengan dinamika kehidupan manusia. Dalam perkembangannya, bahasa mengalami kontak dengan bahasa lain akibat hubungan sosial masyarakat. Jika bahasa Indonesia berkontak dengan beragam bahasa daerah dan bahasa asing, maka hal yang sama juga terjadi pada bahasa Jawa. Bahasa ini telah menjalin kontak dengan bahasa Arab semenjak Indonesia masih bernama Kepulauan Nusantara. Kontak bahasa antara bahasa Jawa dengan bahasa Arab terjalin melalui hubungan dagang dan penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Dikarenakan adanya kontak bahasa, maka suatu bahasa sedikit banyak akan mengalami inovasi atau perubahan dan tidak jarang antara satu bahasa dengan bahasa lain memiliki kemiripan.
Keraf (1984: 36) menyebutkan bahwa kemiripan bentuk makna yang terdapat dalam bahasa-bahasa dapat terjadi karena tiga faktor: pertama, warisan langsung (inheritance) oleh dua bahasa atau lebih dari suatu bahasa proto yang sama; kedua, faktor kebetulan (by chance), sebagai contoh, kata mata dalam bahasa Indonesia dan mati dalam bahasa Yunani—kutukan yang dilancarkan kepada orang lain karena dendam atau iri hati yang disebut dengan mata jahat (the Evil Eye); ketiga, faktor pinjaman (borrowing) karena suatu bahasa menyerap unsur tertentu dari bahasa lain akibat kontak dalam sejarah.
Bahasa Jawa dan bahasa Arab telah mengalami kontak bahasa akibat kontak sejarah. Masuknya Islam ke tanah Jawa sedikit banyak telah melahirkan akulturasi antara budaya Arab yang identik dengan Islam dan budaya Jawa. Akulturasi inilah yang mengakibatkan munculnya ragam istilah baru dalam leksikon bahasa Jawa. Beberapa kosakata bahasa Jawa diserap dari bahasa Arab. Serapan tersebut adakalanya diserap secara utuh tanpa mengubah bentuk dan makna, namun tidak jarang pula yang terjadi adalah sebaliknya, penyerapan diikuti perubahan.
Baca selanjutnya bagian 2
No comments:
Post a Comment