Source: .tripsavvy.com |
Saat menyantap dimsum di restoran Chinese food, ketika menikmati sushi di restoran Jepang, atau kimbap di kedai makanan Korea, pastilah kamu akan menggunakan sumpit. Afterall, sumpit merupakan alat makan yang sangat umum digunakan di kalangan masyarakat Asia Timur. Sumpit terdiri dari 2 bilah kayu berukuran ramping untuk menyapit makanan sebagai pengganti sendok dan garpu. Walaupun sekilas terlihat sama, ternyata sumpit yang digunakan di restoran Cina, Jepang, dan Korea memiliki sejumlah perbedaan. Dari perbedaan tersebut, kamu juga bisa mengetahui budaya makan dari bangsa-bangsa tersebut, lho. Penasaran? Ayo, simak ulasan berikut ini.
Sumpit China
Source: thebeijinger.com |
Masyarakat Cina menyebut sumpit sebagai kuazi. Bentuk dari kuazi ternyata cukup beragam, yang paling umum adalah sumpit dengan bentuk persegi panjang dengan ujung sumpit yang tumpul. Desain tersebut membantu mempermudahmu dalam mengambil makanan dengan ukuran yang kecil, seperti buliran nasi maupun kacang-kacangan.Walaupun tak jarang ada juga beberapa perusahaan yang memproduksi sumpit dengan bentuk bulat.
Sedangkan dari bahannya, sumpit kuazi umumnya terbuat dari material bambu yang sangat sederhana. Harga sumpit bambu yang sederhana dan sifatnya yang bisa didaur ulang membuat sumpit bambu menjadi opsi yang murah meriah. Namun sumpit satu ini cenderung kurang awet dan bisa dibilang desainnya hanya itu-itu saja. Nah, dari situlah semakin bermunculan sumpit kuazi yang terbuat dari material melamin, tulang, hingga zamrud. Ukuran sumpit kuazi juga lebih tebal dan panjang. Ini berhubungan erat dengan kebiasaan masyarakat Cina yang suka menyantap makanan bersama-sama keluarga.
Sumpit Jepang
Source: guidable.co |
Sedangkan di Jepang, sumpit
disebut dengan hashi atau otemoto. Hashi memiliki ukuran sumpit
yang lebih pendek jika dibandingkan dengan kuazi. Karena berbeda dari
masyarakat Cina yang memiliki anggota keluarga besar, keluarga di Jepang
cenderung lebih kecil. Sehingga untuk menjangkau makanan yang ada di hadapan
pun tidak terlalu sulit. Selain itu, hashimoto juga memiliki ujung sumpit yang
runcing. Hal ini ditujukan untuk mempermudah orang Jepang dalam mengambil
tulang ikan saat sedang menikmati hidangan ikan.
Bentuk hashi yang bulat juga memiliki tujuan tersendiri, yaitu untuk memudahkan genggaman tanganmu agar sumpit tersebut tidak tergelincir. Sama seperti sumpit China, hashi juga umumnya terbuat dari bahan kayu bambu. Namun karena cenderung boros, maka kebanyakan orang mulai beralih menggunakan sumpit dari material yang bisa dicuci dan digunakan berulang kali.
Sumpit Korea
Source: theculturetrip.com |
Dari kesemua jenis sumpit, jeotgarak merupakan yang paling unik.
Sumpit jenis ini terbuat dari material logam, yang otomatis membuatnya lebih
licin di genggaman. Ini membuatmu jadi harus lebih berhati-hati saat sedang
menikmati kimchi, bulgogi, atau hidangan khas Korea lainnya. Bentuk dari sumpit
tersebut juga lebih ramping jika dibandingkan dengan sumpit dari China. Tempo
dulu saat Korea masih diperintah oleh sistem kerajaan, kalangan bangsawan
menggunakan jeotgarak yang terbuat
dari material perak. Kenapa perak? Well, alasannya adalah karena sumpit dari
bahan perak akan bereaksi saat terkena zat racun arsenik. Jadi, mereka
menggunakan sumpit tersebut karena alasan keamanan. Berbeda dari Jepang dan
China, masyarakat Korea hanya menggunakan jeotgarak
saat mengambil lauk pauk. Mereka menggunakan sendok untuk menyantap nasi atau
sup.
Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar kebudayaan dari berbagai bangsa? Stay tune di Teratai Translation blog, ya! Buat kamu yang membutuhkan bantuan jasa penerjemahan terjangkau dengan kualitas ciamik, kunjungi saja website resmi dari Teratai Translation.
No comments:
Post a Comment